Ketika jalan itu tertutup,
Senyum dan jabat tangan hanya pelengkap,
Apapun terasa tak berguna
Yang ada muslihat, kapan terjatuh dan membiarkannya hanyut.
Resi, yang mulia, hamba hendak belajar
tentang kebajikan yang kudengar
Resi, yang agung, hamba hendak mengadu
tentang kebajikan yang dilanggar
Resi, Sang bijak, terbajak nafsu
membutakan-membebalkan, sayang
sumringah senyum semakin membuatnya miris,
seperti miras, memabukkan diri yang tenggelam ego-ambisi,
seolah takkan mati!
0 comments:
Post a Comment